MTs NU Miftahul Ulum Terakreditasi "A"

Semoga Madrasah kita bukan sekedar penilaiannya saja yang A tapi sikap dan prakteknya juga A . Amiin ya rabbal alamin.

Pondok Pesantren NU Miftahul Ulum

Santriwan-santriwati sedang mendengarkan arahan dari Pengasuh Pondok Pesantren NU Miftahul Ulum Margasari

Workshop Pelatihan Guru Pembelajar Kurikulum 2013

LP MAARIF NU Miftahul Ulum Margasari mengadakan pelatihan guru MI,MTS,MA untuk perkembangan kompetensi guru

Profil Pendiri Madrasah

Drs. K.H Akhmad Zaeni,M.Ag adalah Pendiri Madrasah dan Pondok Pesantren NU Miftahul Ulum Margasari

Fasilitas dan Mushola

Madrasah Miftahul Ulum menyediakan fasilitas-fasilitas penunjang siswa seperti : Fasilitas Ibadah (Mushola), laboratorium IPA, Laboratorium Komputer dll

IKUTI KAMI DI

Twitter   Facebook   Google Plus   Instagram   Youtube Channel
Selamat Datang Di Website Resmi Kami. MTs NU Miftahul Ulum adalah Madrasah Unggul dalam Agama dan Prestasi. Kami Mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1441 H. PENDAFTARAN PPDB TAHUN PELAJARAN 2020/2021 SUDAH DI BUKA SILAHKAN LIHAT DI MENU PPDB TERIMAKASIH.

Saturday, October 22, 2016

KOMITE SEKOLAH/MADRASAH MTs NU MIFTAHUL ULUM

KOMITE SEKOLAH/MADRASAH MTs NU MIFTAHUL ULUM

Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesian seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan (UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional).
Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) dapat diartikan sebagai wujud manajemen yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong pengambilan keputusan partisipatif yang melibatkan warga sekolah (guru, siswa, kepala sekolah, karyawan, orangtua siswa dan masyarakat). Maka keberadaan organisasi yang menampung partisipasi stakeholder dalam pengambilan keputusan, monitoring, evaluasi, dan akuntabilitas tentang kebijakan pendidikan dalam bentuk Komite Sekolah di MTs NU Miftahul Ulum Margasari perlu dibentuk, sekaligus sebagai mitra dalam mencapai tujuan Pendidikan Nasional.

VISI DAN MISI KOMITE SEKOLAH
MTs NU Miftahul Ulum Margasari

Visi Komite MTs NU Miftahul Ulum Margasari adalah kejar Prestasi, Pelopor dalam IPTEK dan Imtaq, Teladan dalam bersikap dan bertindak, berwawasan lingkungan dan kebangsaan guna mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Misi Komite MTs NU Miftahul Ulum Margasari
     1.      Menggiatkan minat belajar.
     2.      Mewujudkan kualitas kelulusan.
     3.      Membentuk generasi yang cerdas, terampil dan kreatif berdedikasi dan cinta tanah air, serta berbudi pekerti luhur.
     4.      Mewujudkan semangat dan prestasi kerja yang dilandasi dengan kekeluargaan dan keteladanan.
     5.      Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
     6.      Menciptakan keselarasan, keseimbangan emosi, intelektual dalam mewujudkan situasi yang kondusif menuju terwujudnya tujuan Pendidikan Nasional.

BAHASA ARAB (KOSA KATA)


MTS NU MIFTAHUL ULUM MARGASARI

1. MATERI B.ARAB

    NAMA-NAMA HEWAN DALAM BAHASA ARAB
   BERIKUT INI ADALAH MUFRODAT TENTANG NAMA-NAMA HEWAN DALAM BAHASA ARAB :



Laba-laba
عَنْكَبُوْتٌ
Anjing
كَلْبٌ
1
Cacing
دُوْدٌ
Kucing
قِطٌّ
2
Ikan
سَمَكٌ
Kelinci
أَرْنَبٌ
3
Lele
قُرْمُوْطٌ
Tikus
فَأْرٌ
4
Bunglon
حِرْبَاءٌ
Ayam jantan
دِيْكٌ
5
Buaya
تِمْسَاحٌ
Burung
طَيْرٌ
6
Sapi betina
بَقَرٌ
Domba
خَرُوْفٌ
7
Kerbau
جَامُوْزٌ
Babi
خِنْزِيرٌ
8
Kuda
حِصَانٌ
Kupu-kupu
فَرَاشَةٌ
9
Ayam
دَجَاجٌ
Lalat
ذُبَابٌ
10

MENDIDIK ANAK BERDASARKAN PARADIGMA ISLAM

Oleh : Akhmad Aufa Syukron (2022112088)
“MENDIDIK ANAK BERDASARKAN PARADIGMA ISLAM”
   A.    Pengertian

1.      Mendidik
Mendidik itu berbeda dengan mengajar. Boleh jadi dikotomi makna “mengajar” dan “mendidik” ini dilateri oleh bahasa Arab, Ta’alluma (mengajar) yang diambilkan dari kata ‘Alima (mengetahui), ‘Ilmun (pengetahuan) yang tersusun secara sistematis. Sedangkan Pendidikan terambilkan dari kata Addaba (beradab) yang berarti mendidik seseorang anak untuk mempunyai adab, sopan santun sehingga selalu berperilaku yang bernilai. Dalam bahasa Inggris terdapat kata “instruction” (pengajaran, perintah atau petunjuk) dan “education” (pendidikan).[1]
2.      Agama Islam
Secara umum, agama dapat disejajarkan dengan religion dan al-din. Menurut WJS Poertwadarminto, agama adalah segenap kepercayaan (kepada tuhan, dewa dan sebagainya) serta dengan kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu. Islam ialah agama yang damai, agama yang didalamnya ada norma-norma yang harus dipatuhi bagi umat muslim. Dalam islam ada hubungan antara manusia dengan Tuhannya (habluminallah) dan manusia dengan manusia (habluminnass).
Sedangkan agama menurut KBBI adalah prinsip kepercayaan kepada tuhan dengan aturan-aturan syariat tertentu atau system yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaedah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.[2]
Jadi, dapat saya simpulkan bahwa mendidik anak berdasarkan paradigma Islam ialah mendidik seseorang anak untuk mempunyai adab, sopan santun sehingga selalu berperilaku yang bernilai-nilai Islami dan selalu beriman kepada Allah swt.

    B.     Proses Mendidik Anak Berdasarkan Paradigma Islam

     Menurut Prof. Dr.H. Jalaluddin mengatakan bahwa sifat-sifat agama pada anak-anak  adalah:
1.        Tidak mendalam
2.        Rasa ego
3.        Konsep ketuhanan menggambarkan aspek-aspek kemanusiaan
4.        Ucapan praktek keagamaan
5.        Meniru
6.        Rasa heran.[3]
Konsep dasar anak dilahirkan dalam keadaan fitrah.
Sebagaimana dalam sebuah hadits :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ؛ أَنَّهُ كَانَ يَقُوْلُ:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : مَا مِنْ مَوْلُوْدٍ إِلاَّ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ. فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ وَيُنَصِّرَانِهِ وَيُمَجِّسَانِهِ.
Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanyalah yang membuatnya menjadi seorang Yahudi, seorang Nasrani maupun seorang Majusi. Sebagaimana seekor binatang yang melahirkan seekor anak tanpa cacat, apakah kamu merasakan terdapat yang terpotong hidungnya?.
Maksud dari hadits di atas adalah pengaruh orangtualah yang paling dominan mempengaruhi anaknya menjadi seorang Yahudi, Nasroni, maupun seorang Majusi walaupun fitrah anak tersebut adalah islam. Disini seorang anak menjadi seorang yahudi, nasroni, mapun majusi bukan dari segi kepercayaannya melainkan dari segi pemikirannya, berpikir seperti orang yahudi, berpikir seperti orang nasroni dan berpikir seperti orang majusi.
Maka dari itu orang tua sangatlah penting menjaga dan mendidik anak disetiap proses baik sebelum kelahirannya hingga sampai ia mampu hidup bersama dengan orang lain, sebagaimana cara islam mendidik anak.
Cara Islam Mendidik Anak, adalah sebagai berikut :
1.      Mengenalkan dan Mendidik Anak tentang Tauhid
Rasullullah SAW bersabda: “Bukalah lidah anak-anak kalian pertama kali dengan kalimat “Lailaha-illaallah”. Dan saat mereka hendak meninggal dunia maka bacakanlah, “Lailaha-illallah”.
Sesungguhnya barangsiapa awal dan akhir pembicaraannya “Lailah-illallah”, kemudian ia hidup selama seribu tahun, maka dosa apa pun, tidak akan ditanyakan kepadanya.” (sya’bul Iman, juz 6, hal. 398 dari Ibn abbas)
Berdasarkan Hadist Nabi diatas, maka,dalam kitab Al Amali hal.475, Imam Al Baqir dan Imam ash Shadiq raadiyallahu ‘anhuma berkata, tahapan untuk mengenalkan Allah kepada anak adalah:
a.       Pada usia 3 tahun, ajarkan kepadanya kalimah Tauhid, “Laila ha illallah” sebanyak tujuh kali.
b.      Pada usia 3 tahun 7 bulan, ajarkan kepadanya kalimah “Muhammad Rasullullah.”


2.      Mendidik Anak tentang Salat

Masih dalam kitab yang sama, Imam al Baqir dan Imam ash Shadiq ra menerangkan bagaimana seharusnya kita mengenalkan dan mendidik anak tentang salat.
1. Setelah anak usia 5 tahun dan telah memahami arah, maka coba tanyakan mana bagian kanan dan kirinya. Lalu ajarkan padanya arah kiblat dan mulailah mengajaknya salat.
2. Pada usia tujuh tahun ajaklah ia untuk membasuh muka dan kedua telapak tangannya dan minta padanya untuk melakukan salat.
3. Tata cara berwudhu secara penuh boleh diajarkan pada usia 9 tahun. Kewajiban untuk melakukan salat serta pemberian hukuman bila meninggalkannya sudah dapat di terapkan pada usia ini. Karena pada usia ini anak biasanya sudah pandai memahami akan urutan, aturan dan tata tertib.
3.    Hak Anak dalam Pendidikan
Berkaitan dengan pendidikan agama, ada beberapa hal yang harus orang tua lakukan antara lain
1.      Memberikan nama yang baik.
2.      Diakikahkan dan dipotong rambutnya (akan lebih baik dilakukan pada hari ketujuh).
3.      Ada hak anak yang tertambat pada ayahnya yaitu mendapat pengajaran budi pekerti yang luhur, menulis, dan latihan fisik yang menyehatkan badannya serta diwarisi harta yang halal.                                                                                                                                           

4.         Tentang ibadah-ibadah dan amalan lainnya

Saat anak mendekati usia baligh, maka wajib bagi orang tua untuk mmengenalkannya dengan puasa serta mewajibkan salat. Selain itu juga memerintahkan padanya untuk mencari ilmu, menghafal Al-Qur’an, dan jika tidak mampu maka perintahkan padanya untuk mencatat.
Subhanallah, betapa indah tuntunan yang telah Nabi berikan untuk mendidik anak kita. Sebagai penutup berikut adalah penjelasan Imam AliZainal Abidin radiyallahu’anhu dalam kitab Risatul Huquq.
“Adapun hak anakmu adalah, ketahuilah bahwa ia berasal darimu. Dan segala kebaikan dan keburukannya di dunia, dinisbatkan kepadamu. Engkau bertanggung jawab untuk mendidiknya, membimbingnya menuju Allah dan membantunya untuk menaati perintah-Nya.
Maka, perlakukanlah anakmu sebagaimana perlakuan seseorang yang mengetahui bahwa andaikan ia berbuat baik pada anaknya, niscaya ia akan mendapatkan pahala dan andaikan ia berbuat buruk niscaya ia akan memperoleh hukuan.” (Al Khislal, hal.568)[4]
Mengapa Anak harus di didik dengan Agama Islam?
Alasan mengapa anak membutuhkan agama karena agama sebagai sistem nilai-nilai yang memuat norma-norma tertentu. Menciptakan anak yang mempunyai landasan akan perbuatan, keyakinan dan sosial atas norma-norma di dalam suatu agama. Dan juga orang tua sangatlah mempengaruhi seorang anak dalam beragama dan dalam mengikuti agama.
Beberapa alasan tentang mengapa agama itu sangat penting dalam kehidupan anak, antara lain adalah :
a.  Karena agama merupakan moral.
b. Karena agama merupakan kebenaran, dan kebenaran merupakan agama.
c.  Karena informasi tentang masalah metafisika.
d. Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia baik di kala suka, maupun di kala duka.
e.  Karena manusia memiliki kelemahan dan ketidak berdayaan.
f.  Agama memberi bimbingan dan petunjuk dalam hidup anak.
g. Agama adalah penolong dalam kesukaran.
h. Agama menentramkan batin.
i.   Agama mengendalikan moral.[5]






[1] Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, (Pekalongan: STAIN PRESS, 2013).
[2] Tanti Yuniar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jakarta: Agung Media Mulia, 2010).
[3] Jalaluddin,Psikologi Agama(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2004).hlm.66-74.
[5] Mohammad soleh, Imam. Agama sebagai terapi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2005).hal.43.

Thursday, October 20, 2016

VIDEO RESOLUSI JIHAD NU 22 OKTOBER 1945

VIDEO RESOLUSI JIHAD NU 22 OKTOBER 1945


           Nakhodaku - Resolusi Jihad NU adalah salah satu bukti bahwa Umat Islam Indonesia selalu menjadi garda terdepan dalam menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Tanpa adanya Resolusi Jihad NU ini, mungkin kita masih terjajah oleh Sekutu yang saat itu ingin kembali menguasai Indonesia setelah sukses mengalahkan Jepang dalam perang dunia II. 

Dengan adanya Resolusi Jihad NU tersebut, Umat Islam menjadi terbakar semangatnya untuk berperang karena selain tak ingin kembali terjajah oleh Belanda, mereka juga merindukan mati syahid yang sudah dijanjikan akan memperoleh jaminan masuk surga oleh Allah Swt.

Sebelum terjadinya peristiwa perang antara arek surabaya melawan tentara Inggris tanggal 10 Nopember 1945, Rais Akbar Nahdlatul Ulama (NU) Hadlratussyaikh KH Hasyim Asy'arimengeluarkan Fatwa Jihad bagi seluruh umat islam yang berada dekat dengan Kota Surabaya untuk mau ikut berperang melawan penjajah. 

Itulah Resolusi Jihad NU yang dikeluarkan pada 22 Oktober 1945. Sejak masa perjuangan, peran para ulama dan kyai khususnya di lingkungan pesantren dan Nahdlatul Ulama (NU), dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, tak bisa diabaikan apalagi dihapuskan. 

Sejak zaman penjajahan Belanda, sejumlah nama ulama NU selalu berperan aktif dalam perjuangan. Seperti Rais Akbar NU Hadlratussyaikh Hasyim Asy'ari, KH Wahab Chasbullah (selain tokoh NU, juga pendiri Majelis Islam 'Ala Indonesia, 1937), KH Machfudz Siddiq (Jember), KH Ma'shum (Lasem), KH. Raden Asnawi (Kudus) dll. 

Para Ulama Sepuh diatas lebih banyak melakukan perjuangan diplomasi lewat organisasi dan mengiringi proses pembentukan watak dan karakter bangsa (nation and character building).

Ada juga sejumlah kyai NU yang memilih berjuang dengan mengangkat senjata seperti yang dilakukan oleh KH Zainal Mustafa dari Pesantren Sukamanah (Ketua PCNU Tasikmalaya) pada tahun 1944. 

Perlawanan ini sebenarnya sebagai prolog dari perlawanan di daerah lain, Cirebon, Cianjur, hingga Blitar atau yang terkenal dengan Pemberontakan Supriyadi Blitar. 

Kita juga jangan melupakan peran KH Abbas di Cirebon (ayahanda KH Abdullah Abbas) dalam melawan Jepang dan KH Ruchiyat (ayahanda KH Ilyas Ruchiyat, mantan Rais Aam PBNU) pula, yang pesantrennya pernah diberondong Belanda pada masa revolusi.

Pada masa-masa Jepang, aktivitas persiapan perang sudah dilakukan. Bagi kalangan pesantren telah dikenal adanya Laskar Hizbullah (kader-kader pesantren) dan Laskar Sabilillah (para kiai dan ulama). Mereka dilatih di Cibarusah, dekat Bogor sejak 1943. 

Dari mereka inilah, ketika mempertahankan kemerdekaan 1945-1949 (revolusi) mereka tampil menjadi komandan pasukan. Seperti KH Masjkur (dari Singosari, ayah mertua KH Tolchah Hasan) dan KH Zainul Arifin sebagai pemimpin Laskar Sabilillah. Sedang di Laskar Hizbullah terdapat nama KH M. Hasyim Latief (pendiri YPM Sepanjang) dan KH Munasir Ali (Sekjen PBNU).

Berdasarkan hasil dari keputusan yang dihasilkan dari Rapat Besar Konsul-konsul Nahdlatul Ulama (NU) se-Jawa dan Madura, 21-22 Oktober di Surabaya, Jawa Timur, Maka dikeluarkanlah sebuah Resolusi Jihad untuk mempertahankan tanah air Indonesia. 

Melalui konsul-konsul yang datang ke pertemuan tersebut, seruan ini kemudian disebarkan ke seluruh lapisan pengikut NU khususnya dan umat Islam umumnya di seluruh pelosok Jawa dan Madura. 

Berikut ini adalah isi dari Resolusi Jihad NU sebagaimana pernah dimuat di harian Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta, edisi No. 26 tahun ke-I, Jumat Legi, 26 Oktober 1945. Salinan di bawah ini telah disesuaikan ejaannya untuk masa kini :

Bismillahirrahmanirrahim

Resolusi

Rapat besar wakil-wakil daerah (Konsul-konsul) Perhimpunan Nahdlatul Ulama seluruh Jawa-Madura pada tanggal 21-22 Oktober 1945 di Surabaya:Mendengar:

Bahwa di tiap-tiap daerah di seluruh Jawa-Madura ternyata betapa besarnya hasrat ummat Islam dan Alim ulama di tempatnya masing-masing untuk mempertahankan dan menegakkan AGAMA, KEDAULATAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA MERDEKA.Menimbang:

a. Bahwa untuk mempertahankan dan menegakkan Negara Republik Indonesia menurut hukum AGAMA ISLAM, termasuk sebagai suatu kewajiban bagi tiap-tiap orang Islam

b. Bahwa di Indonesia ini warga Negaranya adalah sebagian besar terdiri dari Ummat Islam.

Mengingat:
a. Bahwa oleh pihak Belanda (NICA) dan Jepang yang datang dan berada di sini telah banyak sekali dijalankan banyak kejahatan dan kekejaman yang mengganggu ketenteraman umum.

b. Bahwa semua yang dilakukan oleh semua mereka itu dengan maksud melanggar Kedaulatan Republik Indonesia dan Agama, dan ingin kembali menjajah di sini, maka di beberapa tempat telah terjadi pertempuran yang mengorbankan beberapa banyak jiwa manusia.

c. Bahwa pertempuran-pertempuran itu sebagian besar telah dilakukan ummat Islam yang merasa wajib menurut hukum agamanya untuk mempertahankan Kemerdekaan Negara dan Agamanya.

d. Bahwa di dalam menghadapi sekalian kejadian-kejadian itu belum mendapat perintah dan tuntutan yang nyata dari Pemerintah Republik Indonesia yang sesuai dengan kejadian-kejadian tersebut.


Memutuskan:

1. Memohon dengan sangat kepada Pemerintah Republik Indonesia supaya menentukan suatu sikap dan tindakan yang nyata serta sepadan terhadap usaha-usaha yang akan membahayakan kemerdekaan Agama dan Negara Indonesia, terutama terhadap fihak Belanda dan kaki tangannya.

2. Supaya memerintahkan melanjutkan perjuangan bersifat “sabilillah” untuk tegaknya Negara Republik Indonesia Merdeka dan Agama Islam.


Sungguh disayangkan sikap Pemerintah Indonesia yang sejak dahulu tidak mau menghargai Resolusi Jihad NU ini sebagai salah satu sejarah penting bangsa Indonesia. Bahkan, ada upaya untuk menghilangkan jejak peran para santri dan kyai dalam menjaga kedaulatan bangsa Indonesia.

Namun, di luar itu semua, saya memberikan apresiasi kepada Bapak Presiden Joko Widodo yang rencananya hari ini, tanggal 22 Oktober 2015 akan menetapkan dan mendeklarasikan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional untuk mengenang dan menghargai keberadaan Resolusi Jihad NU sebagai salah satu komponen sejarah terbentuknya NKRI.  


Seperti Kata Bung Karno : "Jangan sekali-sekali melupakan sejarah" dan "bangsa yang besar adalah bangsa yang mau menghargai jasa para pahlawannya". 

semoga kita sebagai generasi muda Indonesia mau untuk kembali belajar sejarah Indonesia agar kita dapat mengambil manfaat dan teladan dari cerita para pahlawan terdahulu yang telah rela mengorbankan jiwa, raga dan hartanya demi bangsa, negara dan agamanya.


Di Hari Kamis, 9 Muharram 1437 H yang juga bertepatan dengan tanggal 22 Oktober 2015 ini, Marilah bersama-sama kita dukung #HariSantri22Oktober dan Gerakan #AyoMondok di Indonesia ! Allahu Akbar, Allahu Akbar,Allahu Akbar !



sumber : http://www.nakhodaku.com/2015/10/sejarah-resolusi-jihad-nu-sebuah-fatwa.html

Blogger templates

Recent Posts Widget