MTs NU Miftahul Ulum Terakreditasi "A"

Semoga Madrasah kita bukan sekedar penilaiannya saja yang A tapi sikap dan prakteknya juga A . Amiin ya rabbal alamin.

Pondok Pesantren NU Miftahul Ulum

Santriwan-santriwati sedang mendengarkan arahan dari Pengasuh Pondok Pesantren NU Miftahul Ulum Margasari

Workshop Pelatihan Guru Pembelajar Kurikulum 2013

LP MAARIF NU Miftahul Ulum Margasari mengadakan pelatihan guru MI,MTS,MA untuk perkembangan kompetensi guru

Profil Pendiri Madrasah

Drs. K.H Akhmad Zaeni,M.Ag adalah Pendiri Madrasah dan Pondok Pesantren NU Miftahul Ulum Margasari

Fasilitas dan Mushola

Madrasah Miftahul Ulum menyediakan fasilitas-fasilitas penunjang siswa seperti : Fasilitas Ibadah (Mushola), laboratorium IPA, Laboratorium Komputer dll

IKUTI KAMI DI

Twitter   Facebook   Google Plus   Instagram   Youtube Channel
Selamat Datang Di Website Resmi Kami. MTs NU Miftahul Ulum adalah Madrasah Unggul dalam Agama dan Prestasi. Kami Mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1441 H. PENDAFTARAN PPDB TAHUN PELAJARAN 2020/2021 SUDAH DI BUKA SILAHKAN LIHAT DI MENU PPDB TERIMAKASIH.

Saturday, October 22, 2016

MENDIDIK ANAK BERDASARKAN PARADIGMA ISLAM

Oleh : Akhmad Aufa Syukron (2022112088)
“MENDIDIK ANAK BERDASARKAN PARADIGMA ISLAM”
   A.    Pengertian

1.      Mendidik
Mendidik itu berbeda dengan mengajar. Boleh jadi dikotomi makna “mengajar” dan “mendidik” ini dilateri oleh bahasa Arab, Ta’alluma (mengajar) yang diambilkan dari kata ‘Alima (mengetahui), ‘Ilmun (pengetahuan) yang tersusun secara sistematis. Sedangkan Pendidikan terambilkan dari kata Addaba (beradab) yang berarti mendidik seseorang anak untuk mempunyai adab, sopan santun sehingga selalu berperilaku yang bernilai. Dalam bahasa Inggris terdapat kata “instruction” (pengajaran, perintah atau petunjuk) dan “education” (pendidikan).[1]
2.      Agama Islam
Secara umum, agama dapat disejajarkan dengan religion dan al-din. Menurut WJS Poertwadarminto, agama adalah segenap kepercayaan (kepada tuhan, dewa dan sebagainya) serta dengan kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu. Islam ialah agama yang damai, agama yang didalamnya ada norma-norma yang harus dipatuhi bagi umat muslim. Dalam islam ada hubungan antara manusia dengan Tuhannya (habluminallah) dan manusia dengan manusia (habluminnass).
Sedangkan agama menurut KBBI adalah prinsip kepercayaan kepada tuhan dengan aturan-aturan syariat tertentu atau system yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaedah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.[2]
Jadi, dapat saya simpulkan bahwa mendidik anak berdasarkan paradigma Islam ialah mendidik seseorang anak untuk mempunyai adab, sopan santun sehingga selalu berperilaku yang bernilai-nilai Islami dan selalu beriman kepada Allah swt.

    B.     Proses Mendidik Anak Berdasarkan Paradigma Islam

     Menurut Prof. Dr.H. Jalaluddin mengatakan bahwa sifat-sifat agama pada anak-anak  adalah:
1.        Tidak mendalam
2.        Rasa ego
3.        Konsep ketuhanan menggambarkan aspek-aspek kemanusiaan
4.        Ucapan praktek keagamaan
5.        Meniru
6.        Rasa heran.[3]
Konsep dasar anak dilahirkan dalam keadaan fitrah.
Sebagaimana dalam sebuah hadits :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ؛ أَنَّهُ كَانَ يَقُوْلُ:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : مَا مِنْ مَوْلُوْدٍ إِلاَّ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ. فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ وَيُنَصِّرَانِهِ وَيُمَجِّسَانِهِ.
Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanyalah yang membuatnya menjadi seorang Yahudi, seorang Nasrani maupun seorang Majusi. Sebagaimana seekor binatang yang melahirkan seekor anak tanpa cacat, apakah kamu merasakan terdapat yang terpotong hidungnya?.
Maksud dari hadits di atas adalah pengaruh orangtualah yang paling dominan mempengaruhi anaknya menjadi seorang Yahudi, Nasroni, maupun seorang Majusi walaupun fitrah anak tersebut adalah islam. Disini seorang anak menjadi seorang yahudi, nasroni, mapun majusi bukan dari segi kepercayaannya melainkan dari segi pemikirannya, berpikir seperti orang yahudi, berpikir seperti orang nasroni dan berpikir seperti orang majusi.
Maka dari itu orang tua sangatlah penting menjaga dan mendidik anak disetiap proses baik sebelum kelahirannya hingga sampai ia mampu hidup bersama dengan orang lain, sebagaimana cara islam mendidik anak.
Cara Islam Mendidik Anak, adalah sebagai berikut :
1.      Mengenalkan dan Mendidik Anak tentang Tauhid
Rasullullah SAW bersabda: “Bukalah lidah anak-anak kalian pertama kali dengan kalimat “Lailaha-illaallah”. Dan saat mereka hendak meninggal dunia maka bacakanlah, “Lailaha-illallah”.
Sesungguhnya barangsiapa awal dan akhir pembicaraannya “Lailah-illallah”, kemudian ia hidup selama seribu tahun, maka dosa apa pun, tidak akan ditanyakan kepadanya.” (sya’bul Iman, juz 6, hal. 398 dari Ibn abbas)
Berdasarkan Hadist Nabi diatas, maka,dalam kitab Al Amali hal.475, Imam Al Baqir dan Imam ash Shadiq raadiyallahu ‘anhuma berkata, tahapan untuk mengenalkan Allah kepada anak adalah:
a.       Pada usia 3 tahun, ajarkan kepadanya kalimah Tauhid, “Laila ha illallah” sebanyak tujuh kali.
b.      Pada usia 3 tahun 7 bulan, ajarkan kepadanya kalimah “Muhammad Rasullullah.”


2.      Mendidik Anak tentang Salat

Masih dalam kitab yang sama, Imam al Baqir dan Imam ash Shadiq ra menerangkan bagaimana seharusnya kita mengenalkan dan mendidik anak tentang salat.
1. Setelah anak usia 5 tahun dan telah memahami arah, maka coba tanyakan mana bagian kanan dan kirinya. Lalu ajarkan padanya arah kiblat dan mulailah mengajaknya salat.
2. Pada usia tujuh tahun ajaklah ia untuk membasuh muka dan kedua telapak tangannya dan minta padanya untuk melakukan salat.
3. Tata cara berwudhu secara penuh boleh diajarkan pada usia 9 tahun. Kewajiban untuk melakukan salat serta pemberian hukuman bila meninggalkannya sudah dapat di terapkan pada usia ini. Karena pada usia ini anak biasanya sudah pandai memahami akan urutan, aturan dan tata tertib.
3.    Hak Anak dalam Pendidikan
Berkaitan dengan pendidikan agama, ada beberapa hal yang harus orang tua lakukan antara lain
1.      Memberikan nama yang baik.
2.      Diakikahkan dan dipotong rambutnya (akan lebih baik dilakukan pada hari ketujuh).
3.      Ada hak anak yang tertambat pada ayahnya yaitu mendapat pengajaran budi pekerti yang luhur, menulis, dan latihan fisik yang menyehatkan badannya serta diwarisi harta yang halal.                                                                                                                                           

4.         Tentang ibadah-ibadah dan amalan lainnya

Saat anak mendekati usia baligh, maka wajib bagi orang tua untuk mmengenalkannya dengan puasa serta mewajibkan salat. Selain itu juga memerintahkan padanya untuk mencari ilmu, menghafal Al-Qur’an, dan jika tidak mampu maka perintahkan padanya untuk mencatat.
Subhanallah, betapa indah tuntunan yang telah Nabi berikan untuk mendidik anak kita. Sebagai penutup berikut adalah penjelasan Imam AliZainal Abidin radiyallahu’anhu dalam kitab Risatul Huquq.
“Adapun hak anakmu adalah, ketahuilah bahwa ia berasal darimu. Dan segala kebaikan dan keburukannya di dunia, dinisbatkan kepadamu. Engkau bertanggung jawab untuk mendidiknya, membimbingnya menuju Allah dan membantunya untuk menaati perintah-Nya.
Maka, perlakukanlah anakmu sebagaimana perlakuan seseorang yang mengetahui bahwa andaikan ia berbuat baik pada anaknya, niscaya ia akan mendapatkan pahala dan andaikan ia berbuat buruk niscaya ia akan memperoleh hukuan.” (Al Khislal, hal.568)[4]
Mengapa Anak harus di didik dengan Agama Islam?
Alasan mengapa anak membutuhkan agama karena agama sebagai sistem nilai-nilai yang memuat norma-norma tertentu. Menciptakan anak yang mempunyai landasan akan perbuatan, keyakinan dan sosial atas norma-norma di dalam suatu agama. Dan juga orang tua sangatlah mempengaruhi seorang anak dalam beragama dan dalam mengikuti agama.
Beberapa alasan tentang mengapa agama itu sangat penting dalam kehidupan anak, antara lain adalah :
a.  Karena agama merupakan moral.
b. Karena agama merupakan kebenaran, dan kebenaran merupakan agama.
c.  Karena informasi tentang masalah metafisika.
d. Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia baik di kala suka, maupun di kala duka.
e.  Karena manusia memiliki kelemahan dan ketidak berdayaan.
f.  Agama memberi bimbingan dan petunjuk dalam hidup anak.
g. Agama adalah penolong dalam kesukaran.
h. Agama menentramkan batin.
i.   Agama mengendalikan moral.[5]






[1] Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, (Pekalongan: STAIN PRESS, 2013).
[2] Tanti Yuniar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jakarta: Agung Media Mulia, 2010).
[3] Jalaluddin,Psikologi Agama(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2004).hlm.66-74.
[5] Mohammad soleh, Imam. Agama sebagai terapi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2005).hal.43.

No comments:

Post a Comment

Blogger templates

Recent Posts Widget