MTs NU Miftahul Ulum Terakreditasi "A"

Semoga Madrasah kita bukan sekedar penilaiannya saja yang A tapi sikap dan prakteknya juga A . Amiin ya rabbal alamin.

Pondok Pesantren NU Miftahul Ulum

Santriwan-santriwati sedang mendengarkan arahan dari Pengasuh Pondok Pesantren NU Miftahul Ulum Margasari

Workshop Pelatihan Guru Pembelajar Kurikulum 2013

LP MAARIF NU Miftahul Ulum Margasari mengadakan pelatihan guru MI,MTS,MA untuk perkembangan kompetensi guru

Profil Pendiri Madrasah

Drs. K.H Akhmad Zaeni,M.Ag adalah Pendiri Madrasah dan Pondok Pesantren NU Miftahul Ulum Margasari

Fasilitas dan Mushola

Madrasah Miftahul Ulum menyediakan fasilitas-fasilitas penunjang siswa seperti : Fasilitas Ibadah (Mushola), laboratorium IPA, Laboratorium Komputer dll

IKUTI KAMI DI

Twitter   Facebook   Google Plus   Instagram   Youtube Channel
Selamat Datang Di Website Resmi Kami. MTs NU Miftahul Ulum adalah Madrasah Unggul dalam Agama dan Prestasi. Kami Mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1441 H. PENDAFTARAN PPDB TAHUN PELAJARAN 2020/2021 SUDAH DI BUKA SILAHKAN LIHAT DI MENU PPDB TERIMAKASIH.

Sunday, October 16, 2016

PENDIDIKAN MULTIKULTURAL PESANTREN

JUDUL : PENDIDIKAN MULTIKULTURAL PESANTREN
Oleh : Akhmad Zaeni, M.Ag


   A.    PENDAHULUAN

Pesantren salah satu satuan Pendidikan Islam, dimana satuan Pendidikan Islam terdiri Pesantren, Madrasah dan Sekolah.
Pesantren sebagai pendidikan Indogonus (Asli) bangsa Indonesia yang memiliki beragam budaya (multicultural)  dimana pendidikan  multicultural adalah konsep, ide, filsafat sebagai rangkaian kepercayaan (set of believe)  penjelasan  yang mengakui dan menilai pentingnya beragama, budaya dan etnis didalam membentuk gaya hidup (life style), pengalaman sosial, identitas pribadi, kesempatan-kesempatan pendidikan dari individu, kelompok, maupun negara.

   B.     GAGASAN

Pesantren selalu Eksis
Pada zaman (fleksibel) dalam menghadapi tuntutan (kebutuhan) dan tantangan penjuru pendidikan (peserta didik).
Ide van de venter, dalam politik etis, salah satunya adalah edukasi syarat politik, sehingga beranggapan pesantren tidak layak di kembangkan, sehingga kolonial belanda membuka pendidikan pola barat (membuat pusat gereja sebagai tempat pendidikan).
Ordonasi kolonial belanda melarang mengajarkan pendidikan islam (harus izin), sebagai bukti kehawatiran islam berkembang atau maju.
Masa orde lama (orla) membatasi pembelajaran agama islam, dikarenakan pada era tersebut 5 (lima) parpol besar salah satunya adalah anti agama (Atheis) namun di akhir orde lama, di awal orba (orde baru) pemerintah bersatu untuk memperkuat pancasila sebagai falsafah negara. Di samping kelompok Atheis selalu melakukan kudeta dan pemberontakan (peristiwa Muso Madiun dengan Gestapu).
Awal tahun 1960-an pesantren-pesantren yang memiliki pendidikan formal di negerikan sebagai bukti pesantren, sehingga pendidikan multicultural sebagai konsep yang jelas atas beragama, budaya, etnis, sebagai identitas yang dijadikan life style penyelenggarakan pendidikan.

   C.     Pola Pendidikan Multikulturan Pesantren

1.  Masjid dalam kesejarahan, disamping sebagai tempat ibadah juga sebagai tempat pembelajaran, dan pelatihan yang tidak mengenal ras, etnis, suku dan bahasa sehingga proses kulturisasi dapat berjalan dengan baik dalam proses pembentukan kepribadian.
2.      Pondok sebagai asrama, memiliki ciri khas tersendiri dimana penghuni tidak mengenal asal usul daerah, bahasa, juga letak antara pondok dengan masjid diberi bilik dengan jalur lalu lintas, memberi karakter hidup hemat, bersih dan komunikatif. Dengan sifat-sifat tersebut menjadi ciri pendidikan berbasis multicultural.

3.      Kitab kuning sebagai cirri khas materi pelajaran di pondok pesantren memiliki makna yang mendalam, kitab yang berwarna kuning (kertas kuning) pertanda moral di ajarkan ditujukan oleh peserta didik (santri) tulisan tidak bersyakal memerlukan keuletan santri dengan berbagai modal pembelajaran dan ketrampilan yang komprehensif atas gramatika bacaan dan pembicaraan.

No comments:

Post a Comment

Blogger templates

Recent Posts Widget