JUDUL
: PENDIDIKAN MULTIKULTURAL PESANTREN
Oleh
: Akhmad Zaeni, M.Ag
A. PENDAHULUAN
Pesantren salah satu satuan Pendidikan Islam, dimana
satuan Pendidikan Islam terdiri Pesantren, Madrasah dan Sekolah.
Pesantren
sebagai pendidikan Indogonus (Asli) bangsa Indonesia yang memiliki beragam
budaya (multicultural) dimana
pendidikan multicultural adalah konsep,
ide, filsafat sebagai rangkaian kepercayaan (set of believe) penjelasan
yang mengakui dan menilai pentingnya beragama, budaya dan etnis didalam
membentuk gaya hidup (life style), pengalaman sosial, identitas pribadi,
kesempatan-kesempatan pendidikan dari individu, kelompok, maupun negara.
B. GAGASAN
Pesantren
selalu Eksis
Pada zaman (fleksibel) dalam menghadapi tuntutan
(kebutuhan) dan tantangan penjuru pendidikan (peserta didik).
Ide
van de venter, dalam politik etis, salah satunya adalah edukasi syarat politik,
sehingga beranggapan pesantren tidak layak di kembangkan, sehingga kolonial
belanda membuka pendidikan pola barat (membuat pusat gereja sebagai tempat
pendidikan).
Ordonasi kolonial belanda melarang mengajarkan
pendidikan islam (harus izin), sebagai bukti kehawatiran islam berkembang atau
maju.
Masa
orde lama (orla) membatasi pembelajaran agama islam, dikarenakan pada era
tersebut 5 (lima) parpol besar salah satunya adalah anti agama (Atheis) namun
di akhir orde lama, di awal orba (orde baru) pemerintah bersatu untuk
memperkuat pancasila sebagai falsafah negara. Di samping kelompok Atheis selalu
melakukan kudeta dan pemberontakan (peristiwa Muso Madiun dengan Gestapu).
Awal tahun 1960-an pesantren-pesantren yang memiliki
pendidikan formal di negerikan sebagai bukti pesantren, sehingga pendidikan
multicultural sebagai konsep yang jelas atas beragama, budaya, etnis, sebagai
identitas yang dijadikan life style penyelenggarakan
pendidikan.
C. Pola
Pendidikan Multikulturan Pesantren
1. Masjid
dalam kesejarahan, disamping sebagai tempat ibadah juga sebagai tempat
pembelajaran, dan pelatihan yang tidak mengenal ras, etnis, suku dan bahasa
sehingga proses kulturisasi dapat berjalan dengan baik dalam proses pembentukan
kepribadian.
2. Pondok
sebagai asrama, memiliki ciri khas tersendiri dimana penghuni tidak mengenal
asal usul daerah, bahasa, juga letak antara pondok dengan masjid diberi bilik
dengan jalur lalu lintas, memberi karakter hidup hemat, bersih dan komunikatif.
Dengan sifat-sifat tersebut menjadi ciri pendidikan berbasis multicultural.
3. Kitab
kuning sebagai cirri khas materi pelajaran di pondok pesantren memiliki makna
yang mendalam, kitab yang berwarna kuning (kertas kuning) pertanda moral di
ajarkan ditujukan oleh peserta didik (santri) tulisan tidak bersyakal
memerlukan keuletan santri dengan berbagai modal pembelajaran dan ketrampilan
yang komprehensif atas gramatika bacaan dan pembicaraan.
No comments:
Post a Comment